Kingdon181 Cyber Area

Kamis, 09 April 2009

Demokrasi VS Demograzy

Ini Pemilu, ajang yang digelar tiap lima tahun sekali. Kali ini, Pemilu beda. Teknis pemberian surat suara beda, tidak coblos melainkan contreng atau centang. Lainnya, format surat suara juga beda tanpa foto si caleg kecuali untuk Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Namun demikian tujuannya tidak beda, tetap untuk menegapkan langkah ranah yang bernama Indonesia.

Jelas ini adalah proses demokrasi yang hakikatnya dari rakyat untuk rakyat. Hanya saja pada kenyataannya tidak sepenuhnya begitu bukan dari rakyat untuk rakyat melainkan dari rakyat untuk wakil rakyat.


Sejumlah anak yang terlahir dari rahim Nusantara berlomba menjadi wakil rakyat tetapi sepertinya belum ada yang maju karena dicalonkan oleh rakyat.

Gedung MPR seakan telah menjadi sebuah perusahaan bonafit yang tiap lima tahun sekali membuka lapangan kerja bagi pengangguran negeri. Demi mencapai kursi panas MPR, rata-rata caleg harus mengeluarkan sejumlah biaya yang tidak sedikit. Puluhan juta, ratusan juta, dan mungkin lebih.

Ah, andai saja sejumlah uang itu digunakan untuk membangun negeri ini tentu dampaknya bisa langsung dirasakan oleh masyarakat.

Untuk biaya itu, pegadaian adalah solusi padahal belum ada jaminan akan terpilih. Salut untuk sebuah rasa optimis.

Demikian derasnya pesona demokrasi sehingga kadang caleg hanyut olehnya dan mereka makin hanyut ketika didekati oleh kegagalan. Caleg hanyut oleh arus demokrasi hingga banyak yang tidak selamat alias bermuara pada tanah demograzy. Ya, demograzy alias mendemokan kegilaan karena gagal. Ada yang menggilai rakyat sehingga muncul konflik dan kerusuhan. Lainnya, menggilai diri sendiri dengan makna yang sesungguhnya alias sinting karena stress.

Apakah pasca Pemilu 2009 kita akan menemukan hal itu. Mari sama-sama kita tunggu.

Tidak ada komentar:

Dream Motorcycle

Dream Motorcycle
Suzuki
Powered By Blogger