Kingdon181 Cyber Area

Senin, 07 September 2015

PUISI TANPA JUDUL



Cerpen DM. Thanthar

Pagi baru saja menyambangi bumi. Embun-embun juga masih betah bermain-main di ujung-ujung lancip rerumputan. Tapi, ku dapati, Dira sudah duduk termenung di tepian Danau Maninjau. Matanya memandang jauh ke tengah danau, seakan sedang mengharapkan sesuatu keluar dari dasar danau.

Rasa ingin tahu membawaku melangkah mendekatinya. Tapi Dira hanya acuh. Bahkan saat aku duduk di sampingnya pun ia tetap acuh. Padahal biasanya ia selalu antusias dengan keberadaanku. Jika sudah bersamaku, ia selalu bercerita tentang semua kisah yang pernah singgah padanya.

Ya, begitulah biasanya. Dira tidak pernah ragu bercerita tentang apa pun padaku. Aku rasa, mungkin karena ketika ia sedang bercerita aku selalu mendengarkannya dengan sungguh-sungguh. Aku memang tidak pernah memperlihatkan kebosananku padanya, walau terkadang ceritanya membuatku bosan juga.

UMAT YANG DIRINDUKAN RASUL



Oleh: DM. Sutan Zainuddin

Pada suatu ketika, Rasulullah bertanya kepada para sahabat,

“Siapakah yang paling luar biasa imannya?”

Para sahabat menjawab, “Malaikat, ya Rasulullah.”

Balas Rasulullah, “Sudah tentulah malaikat luar biasa imannya, karena mereka sentiasa di sisi Allah.”

Seketika para sahabat terdiam kemudian menjawab lagi, “Para nabi, ya Rasulullah.”

Rasulullah berkata, “Para nabi sudah tentu hebat imannya, karena mereka menerima wahyu daripada Allah.”

Para sahabat mencoba lagi, “Kalau begitu kamilah yang paling beriman.”

“Aku berada di tengah tengah kalian, sudah tentulah kalian orang-orang yang paling beriman,” jawab Rasulullah,

Lalu, salah seorang sahabat berkata, “Kalau begitu, Allah dan Rasul Nya sajalah yang mengetahui.”

Maka dengan nada perlahan Rasulullah berkata, “Mereka adalah umat yang hidup selepas aku. Mereka membaca AlQuran dan beriman dengan isinya. 

Orang yang beriman denganku dan pernah bertemu denganku, adalah orang yang bahagia. Namun orang yang tujuh kali lebih bahagia adalah mereka yang tidak pernah bertemu aku tetapi beriman denganku.”

Rasulullah diam seketika. Kemudian, beliau menyambung dengan suara yang lirih, “Sesungguhnya, aku rindukan mereka…”

ﺍَﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺻَﻞِّ َﻋﻠﻰ ﺳﻴﺪﻧﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﻭَ ﻋَﻠَﻰ ﺁِﻝ ﺳﻴﺪﻧﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ
 

KITAB-KITAB NAN BERDEBU



Oleh: DM. Sutan Zainuddin
 
Pernah suatu ketika seorang yahudi bermaksud menulis sebuah buku tentang rahasia mengapa orang yahudi dapat menguasai dunia.

Yahudi yang lain melarang temannya menuliskan rahasia keberhasilan yahudi.

"Jangan engkau menuliskan rahasia keberhasilan kita menjadi sebuah buku, jika umat Islam membacanya bisa-bisa mereka berhasil dan mengancam posisi kita," kata yahudi pertama kepada yahudi kedua, yg mau menulis buku.

Yahudi kedua bersikukuh tetap mau menulis seraya berkata,

"Tidak mengapa kita menulis buku tentang rahasia keberhasilan bangsa yahudi, jika dicetakpun orang Islam tidak akan membacanya. Mereka tidak suka membaca".

Jumat, 03 Juli 2015

Sekilas Mengenal Istana Kepresidenan Bogor (Bogor Presidential Palace)





Oleh: Doni Marlizon, S.S

(Alumni Diklat Pengangkatan Arsiparis Tingkat Ahli Tahun 2012 di Pusdiklat Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) Jl. H. Djuanda No. 62 Bogor Jawa Barat)
 
Berkunjung ke Kota Bogor kurang lengkap rasanya jika tidak singgah dan menikmati sejuknya udara di Kebun Raya Bogor. Kebun Raya Bogor yang lokasinya tidak jauh dari Terminal Bus Baranang Siang itu akan memanjakan anda dengan koleksi tumbuhannya yang sangat beragam. Tidak salah jika Kebun Raya yang dibangun pada masa kolonial Belanda itu menjadi pusat Penelitian Botani di Indonesia. Di areal Kebun Raya Bogor itu pulalah berdirinya Istana Kepresidenan Bogor. Istana yang sarat dengan peristiwa-peristiwa bersejarah semenjak zaman kolonial hingga sekarang.
 Istana Kepresidenan Bogor terletak di Jalan Ir. H. Juanda No. 1 Kota Bogor Propinsi Jawa Barat, sekitar 60 kilometer dari Kota Jakarta. Luasnya sekitar 28,86 hektar dan berada pada ketinggian 290 meter di atas permukaan laut.
Keberadaan Istana Kepresidenan Bogor berawal dari keinginan Gubernur Jenderal Belanda yakni G.W. Baron Van Imhoff untuk mencari tempat yang berhawa sejuk di luar Kota Batavia (sekarang Jakarta). Pencarian lokasi berhawa sejuk yang dilakukan Baron Van Imhoff dikarenakan cuaca dan hawa Kota Batavia yang dirasa terlalu panas dan ramai sehingga tidak cocok menjadi tempat beristirahat. Pada tanggal 10 Agustus 1744 ia menemukan sebuah tempat di Kampoeng Baroe yang menurutnya sangat cocok untuk membangun tempat peristirahatan (pasanggrahan) karena lokasinya bagus dan strategis.

Dream Motorcycle

Dream Motorcycle
Suzuki
Powered By Blogger