Makna dari sebuah persahabatan sejati telah terlukis dalam sketsa kehidupan. Seperti dongeng ikan dan kuda laut nan bersahabat dengan gelombang, seperti cerita pohon-pohon nan meneduhkan tangis bayi-bayi binatang, dan seperti kisah batu cadas nan memberikan sepenggal kenangan luka pada telapak kaki sang petualang. (DM. Thanthar)
Selasa, 17 Februari 2009
Minangkabau Dalam Keprihatinan
Perubahan sosial dan budaya terjadi secara terus menerus di Minangkabau. Ranah yang dahulunya banyak melahirkan tokoh kini mulai digerogoti oleh arus baru nan secara perlahan membelit pola fikir generasi muda Minang.
Gelisah tentu melanda kalangan yang masih menganggap sistem nilai Minangkabau sebagai sesuatu pusaka aturan hidup nan perlu dipertahankan eksistensinya. Salah satu yang dilanda kegelisahan adalah Lembaga nan berkompeten mengenai adat yakni Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM).
Pada dasarnya kegelisahan mereka juga merupakan kegelisahan saya.Sebagai orang muda Minang saya juga prihatin dengan perubahan negatif yang terjadi, seperti tata cara pergaulan muda mudi nan cenderung bebas dengan mencaplok gaya hidup Barat tanpa pilah-pilih. Lainnya, pembentukan keluarga-keluarga baru yang juga jauh dari sistem nilai Minangkabau.
Kadang saya bertanya-tanya juga, masih adakah Minangkabau itu? Atau nan tertingal hanyalah nama besar etnis penganut Matrilineal? Jika pencegahan tidak ada, maka tidak mustahil Sistem Nilai Minangkabau hanya tingal kenangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar