Kingdon181 Cyber Area
Jumat, 12 Maret 2010
TAN MALAKA & GERAKAN KIRI DI MINANGKABAU
Judul Buku : Tan Malaka & Gerakan Kiri di Minangkabau
Penulis : Zulhasril Nasir
Penerbit : Ombak
Tebal : xxii + 223 hlm
Ukuran : 14x21 cm
Tan Malaka nan sering disebut sebagai ’Pejuang Revolusioner Yang Kesepian’ memang cenderung terabaikan dalam catatan lembaran sejarah di republik ini. Padahal sumbangsih tokoh asal Minangkabau yang memiliki nama asli Ibrahim dan bergelar Datuk Tan Malaka itu cukup banyak memberikan andil dalam dunia pergerakan di Indonesia.
Tan Malaka merupakan sosok nan memiliki banyak sisi untuk dikaji secara mendalam. Salah satu alasannya tentu karena tokoh ini – sampai sekarang pun – masih termasuk tokoh yang memiliki rekam jejak nan kontroversial. Dalam buku ini, penulis berusaha mengupas kisah perjalanan hidup Tan Malaka yang namanya cenderung terlupakan di tanah airnya sendiri meski sepak terjang pergerakannya mencakup wilayah Asia.
Fokus pemaparan yang tersaji dalam buku ini lebih kepada upaya menguak kaitan antara unsur-unsur egaliter Minangkabau dengan gerakan kiri yang dilahirkan oleh tokoh-tokoh pergerakan asal Minangkabau. Sebagai penguat nuansa keminangkabauan Tan Malaka maka penulis sengaja menguraikan kondisi geografis, sosial, dan budaya Minangkabau nan kental dengan unsur matrilineal dan berguru pada alam sekitarnya. Alam takambang jadi guru, demikian filosofinya.
Melalui buku ini penulis sepertinya hendak mengembalikan ingatan semua kalangan di tanah air ini, khususnya etnis Minangkabau bahwa Tan Malaka sangat layak untuk dihargai karena kiprah dan jasanya terhadap republik ini juga sangat besar. Bahkan Soekarno selaku presiden Republik Indonesia pada waktu itu juga mengakui kehebatan seorang Tan Malaka dan tak ragu memberikan testamennya kepada Tan Malaka bila ia selaku presiden tidak dapat menjalankan tugasnya.
Hal nan menarik dalam buku ini adalah adanya keterkaitan pemikiran ala barat dengan sistem Islam. Meskipun Tan Malaka dan kaum pergerakan kiri Minangkabau telah menggunakan dasar pemikiran barat namun sistem nilai Islam yang merupakan bagian dari kandungan alam Minangkabau tetap menjadi salah satu landasan pemikiran para tokoh nan diidentikan dengan gerakan kiri tersebut.
Paling tidak ada tiga hal nan menjadi pokok ulasan utama penulis dalam buku ini. Pertama, hubungan kerevolusioneran Tan Malaka dengan demokrasi alam Minangkabau; kedua, menjelaskan tentang adanya perbedaan ideologi antara Tan Malaka dengan tokoh pergerakan kiri lainnya; ketiga, mengkaji faktor kepeloporan orang Minangkabau sebagai pendorong pergerakan di tanah air dan di Semenanjung Malaya (Malaysia Barat dan Singapura). (dmt)
Penulis : Zulhasril Nasir
Penerbit : Ombak
Tebal : xxii + 223 hlm
Ukuran : 14x21 cm
Tan Malaka nan sering disebut sebagai ’Pejuang Revolusioner Yang Kesepian’ memang cenderung terabaikan dalam catatan lembaran sejarah di republik ini. Padahal sumbangsih tokoh asal Minangkabau yang memiliki nama asli Ibrahim dan bergelar Datuk Tan Malaka itu cukup banyak memberikan andil dalam dunia pergerakan di Indonesia.
Tan Malaka merupakan sosok nan memiliki banyak sisi untuk dikaji secara mendalam. Salah satu alasannya tentu karena tokoh ini – sampai sekarang pun – masih termasuk tokoh yang memiliki rekam jejak nan kontroversial. Dalam buku ini, penulis berusaha mengupas kisah perjalanan hidup Tan Malaka yang namanya cenderung terlupakan di tanah airnya sendiri meski sepak terjang pergerakannya mencakup wilayah Asia.
Fokus pemaparan yang tersaji dalam buku ini lebih kepada upaya menguak kaitan antara unsur-unsur egaliter Minangkabau dengan gerakan kiri yang dilahirkan oleh tokoh-tokoh pergerakan asal Minangkabau. Sebagai penguat nuansa keminangkabauan Tan Malaka maka penulis sengaja menguraikan kondisi geografis, sosial, dan budaya Minangkabau nan kental dengan unsur matrilineal dan berguru pada alam sekitarnya. Alam takambang jadi guru, demikian filosofinya.
Melalui buku ini penulis sepertinya hendak mengembalikan ingatan semua kalangan di tanah air ini, khususnya etnis Minangkabau bahwa Tan Malaka sangat layak untuk dihargai karena kiprah dan jasanya terhadap republik ini juga sangat besar. Bahkan Soekarno selaku presiden Republik Indonesia pada waktu itu juga mengakui kehebatan seorang Tan Malaka dan tak ragu memberikan testamennya kepada Tan Malaka bila ia selaku presiden tidak dapat menjalankan tugasnya.
Hal nan menarik dalam buku ini adalah adanya keterkaitan pemikiran ala barat dengan sistem Islam. Meskipun Tan Malaka dan kaum pergerakan kiri Minangkabau telah menggunakan dasar pemikiran barat namun sistem nilai Islam yang merupakan bagian dari kandungan alam Minangkabau tetap menjadi salah satu landasan pemikiran para tokoh nan diidentikan dengan gerakan kiri tersebut.
Paling tidak ada tiga hal nan menjadi pokok ulasan utama penulis dalam buku ini. Pertama, hubungan kerevolusioneran Tan Malaka dengan demokrasi alam Minangkabau; kedua, menjelaskan tentang adanya perbedaan ideologi antara Tan Malaka dengan tokoh pergerakan kiri lainnya; ketiga, mengkaji faktor kepeloporan orang Minangkabau sebagai pendorong pergerakan di tanah air dan di Semenanjung Malaya (Malaysia Barat dan Singapura). (dmt)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar